Kolam pemijahan dapat
berupa kolam tanah atau kolam tembok tetapi dasar kolam diusahakan tetap
tanah. Dasar kolam tanah akan merangsang induk gurami
untuk segera memijah. Syarat kolam pemijahan yaitu : airnya
jernih, tenang dan mengalir kecil sehingga suplai oksigen juga terpenuhi, ada
pintu pemasukan dan pengeluaran air dan tidak boleh terlalu banyak mengandung
lumpur karena airnya cepat keruh, air yang keruh dapat menutupi permukaan
telur, akibatnya akan mempengaruhi keberhasilan penetasan telur.
Persiapan kolam pemijahan bertujuan untuk menciptakan lingkungan
kolam dalam kondisi optimal bagi ikan gurami untuk melakukan
pemijahan. Kolam
pemijahan harus dilengkapi dengan saluran pemasukan air dan
pengeluaran. Saluran pemasukan air dibutuhkan untuk mensuplai air
baru agar air kolam tetap segar dan ketersediaan oksigen terlarut tetap
terjaga. Aliran air yang masuk ke kolam dapat merangsang ikan untuk
memijah.
Ikan Gurami seperti ikan
air tawar lainnya juga akan terangsang berpijah bila ada suasana baru dalam
kolam, seperti bau ampo yang terbentuk akibat pengeringan tanah kolam kemudian
kena air baru. Hal inilah yang menyebabkan pengeringan dan
penjemuran pada dasar kolam pemijahan mutlak dilakukan. Selain
kegiatan pengeringan, pemberian pakan daun talas juga dapat merangsang gurami
untuk segera kawin.
Tahapan kegiatan yang
perlu dilakukan untuk menyiapkan kolam pemijahan ikan gurami adalah sebagai
berikut :
a. Kolam dikeringkan
3-7 hari, tergantung cuaca dan ketebalan lumpur di kolam. Tujuan
pengeringan kolam yaitu merangsang birahi induk untuk segera kawin, membunuh
hama dan penyakit serta membuang gas-gas yang membahayan ikan
(misalnya: amoniak (NH3) dan H2S)
b. Perbaikan
pematang, membersihkan kolam dari semua kotoran yang ada dan masuk ke kolam
serta membersihkan rumput liar disekitar pematang
c. Jika dasar kolam
banyak mengandung lumpur segera dikurangi atau dibuang
d. Setelah
pengeringan kolam, dilakukan pengapuran dengan dosis 100gr/m2. Pemberian
kapur selain untuk menaikkan pH tanah juga untuk membunuh bibit-bibit penyakit
yang terdapat di dasar kolam
e. Kolam pemijahan
diisi dengan air bersih, jernih dan memenuhi persyaratan untuk kehidupan dan
telur nantinya sedalam 80 cm
f. Setelah 3-4
hari dari pengisian air kolam, induk sudah dapat dimasukkan ke kolam pemijahan
Apabila sumber air kurang jernih atau keruh, sebaiknya air
diendapkan terlebih dahulu dalam bak pengendapan. Air kolam yang
keruh akan menyebabkan telur terselimuti oleh lumpur sehingga telur-telur
membusuk dan tidak menetas. Disamping itu, air yang keruh kita akan
kesulitan untuk mengetahui apakah telah terjadi aktifitas pemijahan dan apakah
sarang telah berisi telur atau belum.
2. Mempersiapkan Sarang
Induk gurami membuat sarang terlebih dahulu sebelum melakukan
pemijahan. Gurami meletakkan dan menyimpan telurnya didalam
sarang. Di alam, induk gurami jantan membuat sarang yang terbuat
dari rumput-rumput kering yang disusun di pojokan kolam. Agar proses
pemijahan gurame dapat berlangsung lebih cepat, pembudidayaperlu menyediakan tempat kerangka sarang (sosog) dan bahan-bahan
yang diperlukan untuk membuat bahan sarang (seperti ijuk, sabut
kelapa). Keberadaan bahan sarang tersebut juga merangsang induk
cepat untuk memijah.
a. Kerangka Sarang (Sosog)
Kerangka sarang dapat berupa sosog, ranting-ranting pohon dan
bilah bambu yang cukup ditancapkan di pinggir pematang kolam. Pemakaian dengan
bilah bambu lebih praktis, hemat biaya, dan induk gurami lebih fleksibel dalam
membuat sarang. Sedangkan sosog adalah anyaman bambu berbentuk kerucut
dengan diameter lingkaran mulut sosog antara 25-30 cm dan dalamnya 30-40
cm. Pemasangan sosog dilakukan di pematang dengan cara tangkainya
ditancapkan ke pematang kolam. Namun ada juga yang memasang sosog di
bagian tengah kolam dengan cara memasang tangkai pada pangkal sosog
. Penempatan sosog di bagian tengah kolam bertujuan untuk
mengantisipasi induk yang enggan membuat sarang dipinggir kolam, karena kondisi
pinggir kolam yang kurang nyaman dan banyak lalu lalang orang.
Pemasangan sosog
disarankan sekitar 15-30 cm di bawah permukaan air kolam. Jarak pemasangan
antara sosog yang satu dengan lainnya sekitar 2 – 4 m. Jumlah sosog
yang dipasang di kolam pemijahan disesuaikan dengan jumlah induk betina. Satu
ekor induk betina biasanya membutuhkan satu sarang untuk meletakkan
telurnya. Namun, semakin banyak kerangka yang dipasang maka akan
semakin baik karena induk gurami akan lebih leluasa memilih tempat yang
diperkirakan aman dan nyaman untuk meletakkan telurnya.
Bahan sarang untuk pemijahan gurami dapat berupa ijuk, sabut kelapa
dan rumput-rumput kering. Namun , yang paling banyak digunakan
adalah ijuk dan sabut kelapa karena lebih praktis, murah, dan mudah
didapat. Pilihlah ijuk yang lembut untuk menghindari pecah atau
rusaknya telur akibat gesekan dengan ijuk. Sebelum digunakan ijuk
dan sabut kelapa dicuci hingga bersih dan dikeringkan terlebih dahulu dengan
cara dijemur.
Bahan pembuat sarang ini biasanya ditempatkan dipinggir atau di
tengah kolam dengan posisi menggantung supaya induk dapat dengan mudah
mengambil ijuk atau sabut kelapa. Agar bisa menggantung, ijuk dan
sabut kelapa dijepit secara longgar dengan bilah bambu yang dipasang
dipinggiran kolam. Namun kelemahannya, banyak ijuk yang jatuh ke
dasar kolam atau tertimbun lumpur.
style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
Penempatan bahan sarang yang umum dilakukan pembudidaya yaitu diatas para-para yang terbuat dari
bambu. Para-para bambu ini diberi kaki pada keempat sudutnya
sehingga mampu menahan ijuk/sabut kelapa yang ditempatkan di
atasnya. Bahan tersebut diletakkan diatas para-para yang terendam
air atau rata dengan air supaya mudah diambil induk jantan. Oleh induk
jantan, ijuk/sabut kelapa diambil dan dipindahkan ke sosog atau bilah bambu
yang di tancapkan pinggir pematang kolam.
Induk gurami yang
telah matang gonad dan siap mijah dapat segera dipindahkan ke kolam
pemijahan. Ciri-ciri induk ikan gurame yang baik adalah sebagai
berikut:
a. Memiliki sifat
pertumbuhan yang cepat.
b. Bentuk badan normal
(perbandingan panjang dan berat badan ideal).
c. Ukuran kepala
relatif kecil
d. Susunan sisik
teratur,licin, warna cerah dan mengkilap serta tidakluka.
e. Gerakan normal dan
lincah.
f. Bentuk bibir indah
seperti pisang, bermulut kecil dan tidak berjanggut.
g. Berumur antara 2-5
tahun.
Adapun ciri-ciri untuk
membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
a. Betina
- Dahi menonjol.
- Dasar sirip dada
terang gelap kehitaman.
- Dagu putih
kecoklatan.
- Jika diletakkan pada
tempat datar ekor hanya bergerak-gerak.
- Jika perut
distriping tidak mengeluarkan cairan.
b. Jantan
- Dahi menonjol.
- Dasar sirip dada
terang keputihan.
- Dagu kuning.
- Jika diletakkan pada
tempat datar ekor akan naik.
- Jika perut
distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
Penangkapan dan pelepasan induk yang telah matang gonad
dilakukan secara hati-hati agar induk tidak terluka atau
stress. Penangkapan induk sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore
hari ketika cuaca tidak terlampau panas. Hal ini untuk menghindari
stress pada ikan akibat perbedaan suhu yang terlalu tinggi antara di kolam
induk dengan suhu di kolam pemijahan. Pemindahan induk ke kolam
pemijahan dilakukan setelah kolam pemijahan sudah siap dan telah diisi air.
Penangkapan induk gurami yaitu dengan cara melokalisir induk
dengan menggiringnya disalah satu sisi kolam dengan menggunakan
jarring yang dibentangkan. Setelah ruang geraknya dipersempit, induk dapat
ditangkap dengan menggunakan tangan dan dilakukan dengan hati-hati. Penangkapan
induk harus dilakukan satu demi satu. Penangkapan induk tidak
disarankan menggunakan seser, karena akan mengakibatkan sisik ikan banyak yang
terkelupas.
Cara memegang induk gurami ada caranya yaitu induk dipegang
dengan tangan dengan posisi badan terbalik. Induk dipegang pelan dan
hati-hati, mata gurami diusahakan tertutup oleh telapak tangan agar tidak
berontak. Bagi yang belum mahir dapat menggunakan kain halus basah
yang diselimutkan pada tubuh ikan secara hati-hati. Selanjutnya
induk diangkat secara pelan-pelan dengan posisi terlentang
juga. Induk yang tertangkap dimasukkan ke dalam drum atau ember
besar berisi air yang telah dipersiapkan.
Pemasukkan induk ke kolam
pemijahan harus dilakukan secara hati-hati. Masukkan induk bersama dengan
wadahnya ke kolam pemijahan dan biarkan gurami keluar dan berenang dengan
sendirinya. Pemindahan induk dapat
juga dengan cara mempergunakan kain halus basah, kemudian diangkut dan
dilepaskan bersama pembungkusnya. Dengan cara ini kemungkinan induk jatuh
karena meronta dapat dikurangi atau dihindari. Jika induk sampai
terjatuh maka akan dapat menyebabkan stress sehingga induk tidak mau memijah.
No comments:
Post a Comment