Peluangusaha di bidang perikanan untuk wilayah DIY sangat diuntungkan, bisnis tersebut sangatlah potensial pada saat ini. Disamping itu pemerintah setempat terus menggalang kampanye dan sosialisasi konsumsi ikan.
Sebagian warga Dusun Sarengan, Srigading, Sanden, Bantul telah merasakan manfaat dari usaha perikanan khususnya jenis Gurami.
Sumarno, salah satu peternak ikan setempat, Senin (28/5) mengungkapkan, potensi usaha perikanan jauh lebih besar dibanding kegiatan ekonomi konvensional seperti bercocok tanam padi yang menjadi mata pencaharian sebagian besar warga Jogja. Padahal proses beternak ikan gurami menurutnya sangat mudah tak serepot menanam padi.
Sumarno mengaku saat memulai usaha peternakan ikan gurami mengeluarkan modal hingga Rp8,5 juta. Sekitar Rp500.000 di antaranya digunakan untuk menyewa dua bidang lahan untuk kolam ikan selama setahun. Satu kolamnya seluas 12×24 meter persegi.
Sisanya digunaan untuk membeli pakan ikan 30 sak, perawatan kolam serta bibit sebanyak 3.000 ekor. Satu ekor bibit ikan gurami senilai Rp1.000 sementara sisanya untuk biaya panen.
Di luar itu, peternak juga harus menyiapkan dedaunan hijau untuk pakan ikan menyelingi pakan ternak buatan. Ikan gurami butuh pakan hijau yang bisa diperoleh dengan mudah di sekitar pekarangan atau sawah.
Sumarno mengakui, keuntungan bersih yang ia dapat selama setahun beternak ikan mencapai Rp22 juta lebih dengan catatan harga ikan belum mencapai Rp30.000 per kilogram.
“Lama beternak sampai panen itu sekitar 12 bulan. Bagi saja per bulan dari keuntungan, rata-rata satu bulan Rp2 juta-an. Jauh sekali hasilnya dibanding bertanam padi. Padahal mudah sekali. Sehari paling cuma ngasi sekali makan ikan,” katanya.
Sumber : Harjo, Budidaya-ikan