Thursday, June 28, 2012

Pemijahan Teknik Kolam Permanen


Secara garis besar, langkah-langkah pembibitan dengan teknik alamiah yang dilakukan oleh anggota kelompok adalah sebagai berikut
1.      Kolam bidudaya diusahakan berukuran standar (3 x 10 meter dengan kedalaman air sekitar 1,25 meter. Kolam teresebut pertama-tama dikuras sampai bersih, diusahakan tidak ada lumpurnya sama sekali. Kolam yang sudah dikuras tersebut tidak boleh dialiri air langsung dari selokan, melainkan ditunggu beberapa hari agar kolam terisi penuh oleh air rembesan dari kolam sekitarnya. Tujuannya adalah agar tidak ada bibit penyakit ataupun bibit ikan lain seperti sepat dan wader.
2.      Setelah kolam terisi  penuh air, kita masukkaan delapan sampai sepuluh  ekor induk dengan perbandingan 3 induk jantan dan 5 induk betina. Ukuran induknya diusahakan antara 1,25 kologram sampai dengan 2 kilogram. Induk-induk tersebut sebaiknya hanya diberi makan daun senthe dan pellet dengan  kadar protein tinggi (pellet untuk bibit ikan kecil).
3.      Dua hari kemudian, setelah induk mampu beradaptasi dengan kolam, kolam tersebut dipasangi tiga sampai empat sosok yang terbuat dari bamboo dan ijuk dari pohon aren. Ijuk tersebut harus sudah dibersihkan dan tinggal ijuk yang berserat halus. Ijuk tersebut ditumpuk pada suatu papan yang berada kurang lebih dua centimeter di atas permukaan air.
4.      Tiga hari kemudian kolam tersebut mulai diamati. Biasanya induk-induk tersebut mulai membuat sarang dalam sosok-sosok yang telah disiapkan. Namun kadang-kadang induk juga membuat sarang pada cekungan di dinding kolam. Jika sudah ada yang mulai membuat sarang, tunggulah beberapa hari sehingga sarangnya benar-benar selesai dibuat (biasanya berlangsung sekitar 3-7 hari). Jangan sekali-kali mengamati pada pagi hari sekitar pukul 09.00 – 10.00 atau sore hari antara pukul 15.30 – 17.00 karena waktu-waktu tersebut merupakan waktu ikan gurami mijah.
5.      Amatilah dari permukaan kalau-kalau sarangnya sudah tersisi telur. Ciri-ciri sarang yang sudah terisi telur adalah  (a) di sekitar sarang tersebut selalu terdapat seekor induk yang menjaga, (b) tepat di atas sarang yang terbuat dari ijuk tersebut airnya seperti berminyak. Jika berdasarkan pengamatan dari permukaan cirri-ciri tersebut sudah tampak, masuklah ke dalam kolam sambil membawa ember plastik hitam berukuran sedang. Untuk memastikan bahwa sarang sudah diisi telur rabalah bagian depan sarang. Jika sarang sudah tertutup (ijuk bagian depan datar) dapat dipastikan bahwa sarang tersebut sudah terisi telur. Siap-siaplah mengangkat telurnya.
6.      Telur diangkat dari kolam induk, dipisahkan dari induk dan ditempatkan pada bak besar berwarna hitam. Bak berwarna hitam tersebut berfungsi sebagai kolam penetasan. Setiap hari bak harus diteliti dan jika ada telur yang mati, telur tersebut harus diambil dan dibuang. Biasanya dalam waktu dua hari telur sudah mulai bergerak-gerak dan sampai dengan delapan hari, kuning telur sudah habis, dan jadilah tetasan ikan gurami yang masih sangat kecil.Sementara menunggu telur menetas kita siapkan air di kolam permanen yang berada di atas permukaan tanah. Kolam permanen tersebut berukuran kurang lebih 2×4 meter. Pengisian air sebaiknya sekitar dua hari sebelum ditebari bibit ikan. Kolam permanen ini biasanya terbuat dari batu bata dengan cor dan plesteran. Kedalaman air pertama-tama adalah sekitar 15 centimeter.
7.      Tetasan ikan gurami yang masih sangat kecil ditebar di kolam permanen tersebut. Dalam setiap petak kolam permanen kita dapat menebarkan sekitar 3-4 susuh atau sekitar 4000 ekor tetasan. Dua hari kemudian bibit mulai diberi makan cacing rambut. Sekitar delapan hari setelah diberi tetasan ikan, air kolam ditambah sampai sekitar 40 centimeter kedalamannya.  
8.      Di bak permanen tersebut tetasan gurami dibesarkan sekitar 40 hari. 9.      Setelah 40 hari, bibit ikan tersebut dipindahkan ke kolam pembesaran bibit atau kolam tebaran untuk dibesarkan sekitar 2 bulan.Berdasarkan pengalaman, jumlah ikan yang dapat diproduksi dengan system ini adalah sekitar 4000 ekor untuk sekali tebar dalam setiap petak kolam permanen. Tingkat efektivitasnya juga cukup tinggi. Dengan system ini pula kita dapat memelihara induk yang lebih banyak dan dapat menampung tetasan lebih banyak pula.

No comments:

Post a Comment